Wednesday, March 20, 2019




  Sepenggal info tentang Hewan yang Dilindungi di Indonesia (I)

“Aku lihat ada orang yang jualan cula badak di pertokoan X.”
“Eh, beneran? Nggak boleh loh…..itu kan hewan yang dilindungi…”
“Oh gitu ya….makanya aku juga pernah denger…”
“Ada hukuman pidananya bila ketahuan menjual hewan atau produknya yang dilindungi.”

                Ada 10 hewan dilindungi yang ada di negara kita tercinta ini. Beberapa di antaranya pasti sudah pernah dengar yah. Ada badak, pesut, harimau Sumatra, dll. Mungkin kita berpikir, apa pentingnya sih melindungi hewan yang hampir punah? Kan nggak ada kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Salah besar, guys!
                Hewan yang sudah hampir terancam punah merupakan tanda bahwa ekosistem kita mulai kurang stabil. Sebagai contohnya yaitu kura-kura atau penyu di Indonesia sudah semakin terancam punah. Dari jumlah puluhan juta sekarang kura-kura hanya mencapai puluhan ribu yang berada di laut Karibia.
Hal ini sangat mengkhawatirkan karena ekosistem laut akan menjadi sangat tidak seimbang bila tidak ada kura-kura. Contohnya ada kura-kura yang memakan siput pemakan rumput. Bila kura-kura hilang, tidak ada lagi yang memakan siput, dan rumput pun akan tandus. Tanpa ekosistem yang seimbang, kita tidak akan memiliki udara, air, dan tanah yang bersih. Kepunahan hewan ataupun tanaman dapat mengubah ekosistem secara drastis.

Berikut beberapa info tentang hewan yang dilindungi di negara kita tercinta, Indonesia :

1. Badak Jawa (Javan Rhino)

      Masa hidup : 30 -40 tahun
Hasil gambar untuk badak jawa
      Jumlah yang tertinggal : kurang dari 60
      Lama masa mempunyai anak bisa setiap 4 atau 5 tahun, dengan masa hamil  16-19 bulan.
                Ancaman terbesar bagi badak Jawa adalah ukuran mereka yang sangat kecil dari populasi yang tersisa. Habitatnya aman tapi terlalu kecil untuk kelangsungan hidup jangka panjang dari spesies tersebut. Dan yang lebih penting adalah mengamankan badak Jawa ini dari perburuan liar dan perusakan habitat mereka.
                Langkah pertama untuk mencapai tujuan ini adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan populasi yang ada untuk berkembang. Wilayah Studi dan Konservasi Badak Jawa telah berupaya mencapai hal ini dengan meningkatkan jumlah habitat yang tersedia untuk badak Jawa di Ujung Kulon. Memelihara tanaman yang biasa dikonsumsi badak, dan membangun pagar untuk mencegah penularan penyakit dari hewan domestik, yang masih berkeliaran di Taman Nasional.

2.  Pesut Mahakam (Lumba-lumba Air Tawar)


Hasil gambar untuk pesut mahakam      Nama lokal : Pesut
      Masa hidup : 32 tahun atau lebih
      Satu keturunan setiap 2 sampai 3 tahun. Lama kehamilan 9-14 bulan. 
      Jumlah tersisa : kurang lebih 80 ekor

                Keberadaan pesut Mahakam cukup mengkhawatirkan. Mereka banyak ditangkap dalam perburuan liar, ada yang ditangkap hidup-hidup dan dijual untuk dipajang di aquarium. Bentuk mereka unik, dengan kepala yang lebih bulat dari lumba-lumba laut. Sirip punggung juga kecil dan bulat. Polusi dari pertambangan dan industry kelapa sawit juga membahayakan untuk habitat. Penangkapan ikan yang berlebihan juga mengurangi persediaan makanan dari pesut Mahakam, dan banyak yang terbunuh dalam jaring yang digunakan nelayan.

3. Badak Sumatra (Sumatran Rhino )

Hasil gambar untuk badak sumatera     Jumlah yang tertinggal : Sekitar 100 ekor     
Masa hidup : 30 – 45 tahun
Siklus reproduksi sekitar 1 keturunan setiap 4 atau 5 tahun. Lama kehamilan 15 – 18 bulan.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan tempat konservasi Badak Sumatera ( (Dicerorhinus sumatrensis). Perburuan liar untuk mengambil cula dan pengambilan habitat badak untuk perkebunan kelapa sawit dan pemukiman manusia juga merupakan faktor hampir punahnya hewan tersebut.

4. Raja Udang Kalung Biru (Javan Blue-Banded King Fisher)

Hasil gambar untuk raja udang kalung biru
         Raja udang kalung biru merupakan burung paling langka di Indonesia. Populasi burung yang tertinggal sangat sedikit. Hanya sekitar 50- 249 ekor di dunia dengan masa hidup 6-10 tahun. Bahkan dalam birdlife.org, sejak burung raja udang kalung biru ini ditemukan pada tahun 1930, baru sekali dijumpai lagi.
Burung pemalu yang kecil ini terancam punah karena perusakan hutan yang berkelanjutan untuk pertanian dan pembangunan. Habitat burung ini ada di Taman Nasional Gunung Halimun yang dilindungi di Jawa Barat. Ia hidup di hutan dataran rendah dan hutan mangrove, dan makanannya adalah ikan, serangga dan reptil kecil.
Perjumpaan kedua setelah pertama kali ditemukan adalah pada tahun 2009 di Taman Nasional Gunung Halimun. Karena itu IUCN Redlist mengklasifikasikan burung ini menjadi salah satu hewan yang terancam punah atau kritis (critically endangered).
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999 merupakan undang-undang yang menetapkan burunga raja udang kalung biru sebagai hewan yang dilindungi.

5.  Kura-kura Hutan Sulawesi (Sulawesi Forest Turtle)

     Jumlah yang tertinggal : kurang lebih 250 ekor  
Hasil gambar untuk kura kura hutan sulawesi
      Masa hidup belum diketahui
      Nama latin : Leucocephalon yuwonoi

                Hewan ini merupakan salah satu hewan yang terancam punah, biasa diburu oleh manusia untuk dikonsumsi.  Kepala kura-kura jantan berwarna kuning dan kepala yang betina berwarna coklat gelap dan sedikit kuning. Karapas datar berwarna coklat.
                Kura-kura ini belum termasuk yang dilindungi di Indonesia, walaupun sudah termasuk reptile yang paling langka di dunia. Nama lainnya adalah kura-kura paruh betet karena mulutnya seperti paruh.
Ahli konservasi mengatakan hingga 3.000 diekspor sepanjang tahun sebagai konsumsi ke China dan hewan peliharaan eksotik ke Eropa dan Amerika. Habitat mereka hilang karena deforestasi. Habitat hutan hilang karena manusia banyak melakukan penebangan pohon untuk diambil kayunya. Semua dilakukan hanya untuk kepentingan manusia tanpa memperhatikan keberlangsungan hidup fauna yang ada di dalamnya. 

Sumber : indonesiaexpat.biz

No comments:

Post a Comment

8 Hari Sebelum Natal

Melihat ke bulan Januari 2021 sampai dengan saat ini. Merefleksikan diri, dan memahami semua yang terjadi. Banyak salah, aku ingin memperbai...