Saturday, April 21, 2018

Apa yang Bisa Diteladani dari Kartini?


                                                Apa yang bisa ditiru?

“Menurutmu apa yang bisa ditiru dari Kartini?” dia bertanya padaku. Obrolan ringan sebetulnya, hanya sambil jalan sepulang dari kantor. Jalanan ramai, padat, penuh dengan kendaraan yang lalu lalang dan terkadang mengendap saking macetnya.
Pertanyaan simple ya, tapi aku sedikit lama menjawab. Entah karena efek terlalu lama di depan komputer, kelaparan, atau pusing memikirkan tagihan bulanan. Hihihihih…..
Sejauh ini, apa yang bisa kupikirkan tentang Kartini. Mendengarnya pun hanya dari cerita, artikel yang ada maupun teks di buku sejarah.
R.A Kartini, pahlawan nasional yang memperjuangkan hak kemerdekaan wanita di Indonesia. Lahir pada tanggal 21 April 1879. Anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara di saat itu. Kartini lahir sebagai putri dari keluarga ningrat dan cukup disegani saat itu.

Di masa itu, banyak wanita yang tidak bisa bersekolah. Kartini berusaha memperjuangkan hak wanita di Indonesia baik dalam pendidikan maupun kebebasan dalam menuangkan pikirannya. Kartini diperbolehkan bersekolah sampai usia 12 tahun dan mulai dipingit sesudah itu. Dia dijodohkan ayahnya dengan bupati Rembang, Joyodiningrat, yang sudah mempunyai tiga istri. Mereka menikah pada tanggal 12 November 1903. Hal yang bukan keinginannya, tapi dilakukan hanya untuk menuruti keinginan ayahnya.
            Keinginan membangun sekolah diketahui dan didukung oleh suaminya, Joyodiningrat. Dia pun mendirikan sekolah untuk perempuan di Rembang. Kartini melahirkan anak pertamanya pada 13 September 1904. Sayangnya Kartini meninggal beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 17 September 1904.
            Semasa hidupnya, Kartini belajar sendiri. Dia banyak membaca, belajar bahasa Belanda dan mempunyai beberapa sahabat pena dari Belanda. Salah satu suratnya adalah Habis Gelap Terbitlah Terang.
            Terinspirasi dari pejuang kita, RA Kartini, keluarga Van Deventer pun mendirikan sekolah Kartini di Semarang pada tahun 1912. Diikuti sekolah wanita di beberapa daerah lain seperti Surabaya, Jogja, Malang, Madiun, Cirebon dan beberapa daerah lainnya.
            “Jadi apa yang bisa ditiru dari Kartini?” tanya temanku sekali lagi membuyarkan lamunan yang banyak mengalir di seisi kepalaku bagaikan sebuah film lama dengan nuansa hitam dan putih.
            Aku tersenyum simpul. “Semangat juang dan kegigihannya.” jawabku sambil melihat sesosok ibu yang sedang menggandeng anaknya, nenek-nenek yang sedang berjualan es di pinggir jalan, dan polwan yang sedang sibuk mengatur lalu lintas.
            Kalau kamu gimana? Apa yang bisa ditiru dari seorang Kartini?

            Sumber : Wikipedia, kartini                                


No comments:

Post a Comment

8 Hari Sebelum Natal

Melihat ke bulan Januari 2021 sampai dengan saat ini. Merefleksikan diri, dan memahami semua yang terjadi. Banyak salah, aku ingin memperbai...